1. Perang Tondano
“Perang Tondano yang terjadi
pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara
dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad XIX. Perang pada permulaan
abad XIX ini terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah kolonial
Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi
pemuda untuk dilatih menjadi tentara “
(Taufik Abdullah dan A.B. Lapian, 2012:375)
Sekalipun hanya berlangsung sekitar
satu tahun Perang Tonando dikenaldalam dua tahap. Perang Tonando I terjadi pada
masa kekuasaan VOC.Pada saat datangnya bangsa Barat orang-orang Spanyol sudah
sampai ditanah Minahasa (Tondano) Sulawesi Utara.
Orang-orang
Spanyol di samping berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang berjasa
dalam penyebaran agama Kristen di tanah Minahasa adalah Fransiscus Xaverius.
Fransiscus
Xaverius
Setelah tiba di Malaka
pada bulan Oktober tahun itu dan selama tiga bulan menunggu kapal tumpangan ke
Makassar yang tak kunjung tiba, akhirnya ia membatalkan tujuan semula dari
pelayarannya. Ia bertolak dari Malaka pada tanggal 1
Januari1546
dan berlabuh di Amboina,
kemudian tingal di pulau itu hingga pertengahan bulan Juni. Setelah itu ia
mengunjungi pulau-pulau lainnya di Maluku,
termasuk Ternate
dan Moro.
Segera setelah hari raya Paskah tahun 1546, ia kembali ke pulau Ambon, dan
kemudian menuju Malaka. Misi di Ambon ini menjadi salah satu awal sejarah Gereja Katolik
di Indonesia.
Tetapi mulai
abad XVII hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan
kehadiran para
pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate.
Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan
Gubernur Terante Simon Cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk
membebaskan Minahasa dari pengaruh Spanyol. Simon Cos kemudian menempatkan
kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawasi pantai timur Minahasa. Para pedagang Spanyol
dan juga Makasar yang bebas berdagang mulai tersingkir karena ulah VOC. Apalagi
waktu itu Spanyol harus meninggalkan Kepulauan Indonesia untuk menuju
Filipina VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa
menjual berasnya kepada VOC. Oleh karena VOC sangat membutuhkan beras untuk
melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara. Orang-orang Minahasa
menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali
memerangi orang-orang Minahasa.
Untuk melemahkan
orangorang Minahasa, VOC membendung Sungai Temberan. Akibatnya aliran sungai
meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang Minahasa.
Orang-orang Minahasa kemudian .
Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut. Simon Cos
sangat kesal karena ultimatumnya tidak berhasil.Setelah
itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk,
tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk
membeli hasil-hasil pertaniannya. Dengan demikian terbukalah tanah Minahasa
oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang Minahasa itu kemudian
memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke perkampungan baru di daratan
yang diberi nama Minawanua (ibu negeri).
Perang
Tondano II
Perang Tondano II terjadi sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19,
yaknipada masa pemerintahan kolonial Belanda. Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan
Gubernur Jenderal Daendels.Daendels yang mendapat
mandat untuk memerangi Inggris, memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk
menambah jumlah pasukan maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi.
Mereka
yang dipilih adalah dari suku-suku yang memiliki keberanian berperang. Beberapa
suku yang dianggap memiliki keberanian adalah orang-orang Madura, Dayak dan
Minahasa.
Atas
perintah Daendels melalui Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera
mengumpulkan para ukung.
(Ukung adalah
pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik). Dari
Minahasa ditarget untuk mengumpulkan calon pasukan sejumlah 2.000 orang yang
akan dikirim ke Jawa. Banyak di antara para ukung mulai meninggalkan
rumah. Mereka memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano, Minawanua. Salah
seorang pemimpin perlawanan itu adalah Ukung Lonto. Ia menegaskan rakyat
Minahasa harus melawan kolonial Belanda sebagai bentuk penolakan terhadap
program pengiriman 2.000 pemuda Minahasa ke Jawa serta menolak kebijakan
kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara cuma-cuma kepada
Belanda.
Dalam
suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi Gubernur Prediger
kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan orang-orang Minahasa di
Tondano, Minawanua. Prediger juga membentuk dua pasukan tangguh. Pasukan yang
satu dipersiapkan menyerang dari Danau Tondano dan pasukan yang lain menyerang
Minawanua dari darat. Tanggal 23 Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar.
Pasukan
Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil melakukan serangan dan merusak
pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan Minawanua,
sehingga menerobos pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua. Setelah pagi
hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan Belanda dari darat membombardir kampung
pertahanan Minawanua. Serangan terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu
seperti tidak ada lagi kehidupan. Pasukan Prediger mulai mengendorkan
serangannya. Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul dan
menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak
Belanda. Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur. Seiring dengan itu Sungai
Temberan yang dibendung mulai meluap sehingga mempersulit pasukan Belanda
sendiri. Dari jarak jauh Belanda terus menghujani meriam ke Kampung Minawanua,
tetapi tentu tidak efektif. Begitu juga serangan yang dari danau tidak mampu
mematahkan semangat juang orang-orang Tondano, Minawanua. Bahkan terpetik
berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau.Perang Tondano II
berlangsung cukup lama, bahkan sampai agustus 1809. Dengan kekuatan yang ada
para pejuang Tondano terus memberikan perlawanan. Akhirnya pada tanggal 4-5
Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat
yang berusaha mempertahankan. Para pejuang itu memilih mati dari pada menyerah.
What is the most profitable way to make money by making money by
BalasHapusHow do you win with your sports betting tips? 1xbet korean The first thing that you should หาเงินออนไลน์ do is choose a sportsbook with a lot 바카라 사이트 of free bets and/or deposit